ASPIRASIKU - Tiga pekan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, derita warga belum juga berakhir. Akses jalan utama yang belum pulih memaksa ribuan warga berjalan kaki puluhan kilometer melewati jalur lintasan KKA (Bener Meriah–Aceh Utara) demi memenuhi kebutuhan hidup.
Namun, pernyataan Bupati Bener Meriah, Tagore Abubakar, justru memantik kontroversi dan kritik keras di media sosial.
Alih-alih menyoroti beratnya beban warga yang harus menempuh perjalanan panjang di tengah keterbatasan, Tagore menyebut rombongan yang viral di media sosial itu bukan sepenuhnya warga korban bencana, melainkan pedagang.
“(Saya mengetahui narasi) tentang warga Bener Meriah berangkat berbondong-bondong untuk mengambil beras. Ini sebenarnya saya tidak bantah, karena dalam situasi seperti ini kita tidak boleh saling menyalahkan,” ujar Tagore, dikutip dari unggahan Instagram @undercover.id, Jumat, 19 Desember 2025.
Baca Juga: Bendungan Ciawi dan Sukamahi Terbukti Reduksi Banjir Jakarta hingga 27 Persen
Tagore juga mengklaim pemerintah daerah telah membuka dapur umum untuk korban bencana. Namun, menurutnya, dapur umum tersebut justru dimanfaatkan oleh pedagang dari wilayah lain.
“Kami sudah buka dapur umum di Burpasi, tapi ternyata yang makan di situ adalah pedagang-pedagang di Aceh Tengah. Yang bawa minyak, yang bawa beras itu pedagang,” katanya.
Meski mengakui ada warganya yang ikut dalam rombongan berjalan kaki di jalur KKA, Tagore menyebut jumlahnya hanya sebagian kecil.
“Tidak kami pungkiri hanya beberapa persen, ada warga yang berangkat ke sana,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tagore menegaskan bahwa mayoritas rombongan tersebut adalah pedagang yang memanfaatkan situasi dengan menjual barang kebutuhan pokok dengan harga lebih murah di wilayah terdampak.
“Rakyat yang punya uang, timbul kekhawatiran atau trauma dia beli ke sana. Jadi artinya, kalau kita lihat di lapangan, foto-foto itu pedagang,” kata Tagore.
Ia juga menyebut, pascabencana, bermunculan pasar-pasar baru di sepanjang jalur KKA yang menjadi titik aktivitas jual beli.
“Tumbuh pasar-pasar di setiap sudut, lebih dekat ke Aceh Utara. Harga lebih murah menuju ke Bener Meriah,” tandasnya.