Sebaliknya, Luhut menilai polemik itu berlebihan. Ia menegaskan bahwa proyek Whoosh tidak perlu diselamatkan dengan dana APBN, melainkan hanya memerlukan restrukturisasi keuangan.
“Whoosh itu tinggal restructuring saja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN membayar utang Whoosh,” tegas Luhut dalam forum 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta Selatan, Kamis, 16 Oktober 2025.
Perdebatan Soal Family Office
Isu lain yang membuat dua tokoh ini kembali tampak berseberangan adalah rencana pembentukan family office, lembaga pengelola kekayaan swasta yang diharapkan menarik investor global.
Purbaya menyatakan tidak akan mengalihkan dana APBN untuk pembentukan lembaga tersebut.
“Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri. Saya anggarannya enggak akan alihkan ke sana,” kata Purbaya di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, 13 Oktober 2025.
Ia juga mengaku belum sepenuhnya memahami konsep family office yang diinisiasi oleh Luhut sejak era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
“Saya belum terlalu ngerti konsepnya. Walaupun Pak Ketua DEN sering bicara, saya belum pernah lihat apa sih konsepnya,” ujarnya.
Sementara itu, Luhut menepis anggapan bahwa family office terkait dengan APBN. Ia menyebut wacana tersebut bertujuan mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan tidak melibatkan dana publik sedikit pun.
“Family office itu enggak ada urusan dengan APBN. Ribut, ditabrakin lagi Ketua DEN dengan Menteri Keuangan,” ujar Luhut di Jakarta Selatan, Kamis, 16 Oktober 2025.
“Siapa yang minta APBN? Enggak ada urusannya sama sekali APBN di situ,” tambahnya.
Klarifikasi Berbeda, Hubungan Ditegaskan Baik
Meski perbedaan pandangan kerap muncul di ruang publik, Purbaya menegaskan tak ada konflik pribadi dengan Luhut.