Pesan Penting untuk Anakku....

photo author
- Selasa, 16 Januari 2024 | 20:32 WIB
 (Foto : Ist)
(Foto : Ist)

ASPIRASIKU - Kemarin aku pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Habis liputan di salah satu PTN, aku memilih langsung otw pulang dan lanjut kerja dari rumah saja.

Saat sampai di rumah, seperti biasa Keano dan Kyara langsung kegirangan melihat papanya pulang. Keduanya langsung ingin digendong dan dipeluk.

Setelah lepas kangen-kangenan bareng dua bocil ini, aku membereskan teras yang lagi kotor sebelum melanjutkan kerja. Di saat beberesan inilah aku melihat satu kejadian yang kurang mengenakkan.

Anak ku Keano yang baru 3 tahun melihat beberapa teman seusianya (ada juga yang lebih tua) sedang bermain dorongan mobil. Anak-anak itu tampak asyik ganti-gantian menaiki mobilan kecil sambil meluncur di jalan yang agak menurun.

Keano yang memang anak ekstovert dan suka bergaul langsung datang untuk ikut bermain. Ia pun mendekati anak-anak itu. Mulai ikut tertawa di saat anak-anak itu tertawa, dan ikut-ikutan berlari saat mobilan itu meluncur di jalanan komplek.

Sembari beberesan teras rumah aku memantau Keano dari jauh. Setelah aku perhatikan, ternyata Keano tidak dianggap di ‘komunitas’ itu. Beberapa kali Keano hendak ikut mendorong mobilan, anak-anak itu dengan kompak melarangnya. Kemudian mereka lanjut main sambil tertawa-tawa.

Lalu aku juga memantau gelagat anak-anak tadi seperti ‘bersekongkol’ agar tidak usah mengikutkan Keano bermain bersama mereka. Hanya saja Keano yang masih balita agaknya belum punya feeling soal itu.

Sekumpulan anak-anak itu berganti permainan. Sekarang mereka main ‘belanja-belanjaan’ sambil mendorong keranjang belanja mainan.

Keano yang melihat permaian baru langsung inisiatif mengambil beberapa mainan dari rumah, lalu meletakkannya di lantai teras. Ia pun mulai berdagang.

“Jual mainan, jual mainan, siapa yang mau beli.” Ia teriakkan kalimat itu berkali-kali dengan harapan si anak-anak tadi akan mengikutkannya dalam permainan jual-jualan.

Anak-anak komplek sebenarnya sudah melihat Keano menjajakan ‘dagangannya' tapi mereka tetap menjauh dan tak juga mau mengajak Keano ikutan main. Akupun tak tahu alasannya.

Aku sedih melihat Keano yang tetap dikucilkan. Padahal dia sudah melakukan berbagai upaya dan bersikap manis, tapi tetap tak dianggap.

Aku melihat raut sedih di wajahnya. Dia lalu bicara sendiri tanpa mengeluarkan suara. Bibirnya ‘komat-kamit’ seperti bertanya “kenapa mereka menjauhiku padahal aku sudah baik.”

Aku yang tak tega melihat itu mulai mendekatinya dan mengajak dia ngobrol. Aku tanya apa dia sedih karena tak diajak bermain. Keano jawab ‘iya’ sambil langsung memelukku.

Aku pun memeluknya dan menenangkannya. Lalu memberikan beberapa ‘pesan mortal’ aku bilang Keano tak perlu sedih karena masih punya banyak teman selain mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mitra Wibowo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggerakkan Roda Literasi Masyarakat

Jumat, 7 November 2025 | 18:37 WIB

DEMONSTRASI: AKUMULASI KEKECEWAAN RAKYAT

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:02 WIB

MARWAH KAMPUS TUMBANG LEWAT IZIN TAMBANG

Selasa, 28 Januari 2025 | 06:00 WIB

Penyebab Banjir di Bandar Lampung Pure Cuaca Ekstrem?

Senin, 26 Februari 2024 | 13:00 WIB

Pesan Penting untuk Anakku....

Selasa, 16 Januari 2024 | 20:32 WIB

Harap-harap Cemas PON Lampung

Senin, 27 November 2023 | 19:56 WIB
X