ASPIRASIKU - Pertandingan berdarah Arema FC melawan Persebaya Surabaya menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Kanjuruan itu ricuh setelah wasit meniup peluit, Sabtu, 1 Oktober 2022, malam. Namun suporter Arema FC tidak bisa menerima kekalahan.
Akibatnya bentrok terjadi dari pihak keamanan dan penonton yang membuat sebanyak 129 suporter Arema FC meninggal dunia.
Pemberitaan Reuters berjudul "Terinjak-injak, kerusuhan di pertandingan sepak bola Indonesia tewaskan 129, liga ditangguhkan" menyoroti peristiwa ini adalah tragedi yang terburuk sejak tahun 1964.
Ketika pendukung tim tuan rumah yang kalah menyerbu lapangan petugas keamanan berusaha mengendalikan situasi.
Namun hal ini justru jadi pemicu penyerbuan dan kasus kematian dari gas air mata yang dilepaskan.
"Sudah anarkis. Mereka mulai menyerang petugas, merusak mobil," kata Jawa Timur Nico Afinta kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa tawuran terjadi saat para penggemar melarikan diri ke pintu keluar.
Kepala salah satu rumah sakit di daerah yang merawat pasien mengatakan kepada Metro TV bahwa beberapa korban mengalami cedera otak dan yang tewas termasuk seorang anak berusia lima tahun.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pihak berwenang harus mengevaluasi keamanan pertandingan secara menyeluruh, menambahkan bahwa ia berharap ini akan menjadi "tragedi sepak bola terakhir di negara ini."
Jokowi, sapaan akrab presiden, memerintahkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk menangguhkan semua pertandingan di liga top Indonesia Liga 1 BRI hingga penyelidikan selesai.