ASPIRASIKU - Lonjakan krisis ekonomi di Lebanon terus meningkat. Bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga sudah bunyikan alarm bahaya.
PBB peringati kepemipinan negara tersebut untuk segera bisa menerapkan reformasi kebijakan dan ekonomi.
Hal yang dikhwatirkan adalah ketika kemiskinan ekstrem semakin dalam terjadi di Lebanon dan kelaparan menjadi kenyataan yang berkembang bagi ribuan orang.
“Situasinya tetap menjadi mimpi buruk bagi orang-orang biasa, menyebabkan penderitaan dan kesusahan yang tak terkatakan bagi mereka yang paling rentan,” kata Koordinator Kemanusiaan dan Kediaman PBB untuk Lebanon Najat Rochdi pada konferensi pers pada hari Jumat, sebagaimana dikutip Aspirasiku dari Al Jazeera.
Bahkan pernah juga disebutkan bahwa tingkat inflasi Lebanon lebih buruk daripada Zimbabwe dan Venezuela.
PBB memperkirakan bahwa 78 persen orang Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan – sekitar tiga juta orang – dengan 36 persen penduduk hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca Juga: Berita Ekonomi: Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini
Hampir seperempat dari populasi tidak dapat memenuhi "kebutuhan makanan" mereka pada akhir tahun lalu, kata PBB.
“Kelaparan telah menjadi kenyataan yang berkembang bagi ribuan orang,” kata Rochdi.
“Hari ini, kami memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang Lebanon membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk makanan,” katanya.
Baca Juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Dolar AS Merosot
Komunitas internasional telah berulang kali mendesak Lebanon untuk mereformasi ekonominya.
Dalam hal ini terutama dengan mengakhiri pengeluaran yang boros dan korupsi, dan merestrukturisasi sektor energinya yang tidak efektif.