ASPIRASIKU - Afghanistan dalam kondisi krisis yang memprihatinkan, dari krisis pangan sampai krisis uang tunai.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) angkat bicara ihwal kondisi yang terjadi saat ini di Afghanistan pasca pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok Taliban.
Bahkan disebutkan, ada donatur atau para donor yang menjanjikan bantuan $1 miliar (1 miliar dolar) untuk Afghanistan saat PBB memperingatkan krisis
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan uang dibutuhkan untuk makanan penting dan bantuan mata pencaharian di tengah berkurangnya pasokan di Afghanistan.
Baca Juga: Viral Video Gibran Rakabuming Bersama Nadiem Makarim Gotong Meja, Para Guru Sorak Sorai
Para donor telah menjanjikan lebih dari satu miliar dolar untuk membantu Afghanistan, di mana kemiskinan dan kelaparan telah meningkat sejak Taliban mengambil alih kekuasaan, dan bantuan asing telah mengering, meningkatkan momok eksodus massal.
Antonio Guterres juga berbicara selama konferensi donor di Jenewa. Ia mengatakan tidak mungkin untuk mengatakan berapa banyak uang yang telah dijanjikan sebagai tanggapan atas seruan darurat PBB sebesar $606 juta untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak negara itu.
"Setelah puluhan tahun perang, penderitaan dan ketidakamanan, warga Afghanistan menghadapi mungkin saat yang paling berbahaya," kata Guterres dalam sambutan pembukaan konferensi tersebut.
Guterres juga menambahkan bahwa rakyat Afghanistan membutuhkan jalur kehidupan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius Hari Ini 14 September 2021, Bekerja Keras dan Berpesta Lebih Keras
“Sistem keuangan saat ini sangat terbatas, yang berarti bahwa sejumlah fungsi ekonomi dasar tidak dapat dijalankan,” kata Guterres sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Selasa 14 September 2021.
Namun hal yang paling mengerikan adalah jutaan orang Afghanistan di ambang kelaparan.
James Bays mengatakan makanan bisa habis pada akhir bulan ini, dan Program Pangan Dunia mengatakan 14 juta orang berada di ambang kelaparan.
Taliban sebelumnya memerintah Afghanistan antara 1996-2001, melarang perempuan bekerja dan gadis remaja dari sekolah, dan digulingkan dalam invasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, yang menuduh mereka melindungi anggota al-Qaeda di balik serangan 11 September.