Upacara pelantikan dihadiri oleh delegasi dari lebih dari 150 negara—mulai dari Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, hingga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Deretan tamu penting ini menegaskan kuatnya jejaring diplomatik Vatikan dan daya tarik moral Gereja Katolik di tengah krisis global yang kompleks.
Simbol dan Doa, Penuh Arti
Pagi sebelum misa pelantikan, Leo XIV muncul untuk pertama kalinya menyapa umat dengan popemobile, disambut riuh tepuk tangan dan lambaian rosario.
Ia lalu berdoa di makam Santo Petrus, didampingi pemimpin Gereja Ortodoks Timur—tindakan simbolik yang menggambarkan semangat ekumenisme dan upaya mendekatkan perbedaan dalam iman.
Baca Juga: Industri Asuransi Umum Tertekan Berat di 2024, Rugi Capai Rp10,14 Triliun
Simbol-simbol kepausan diarak menuju altar: pallium, Injil, dan cincin dengan ukiran Santo Petrus serta nama Leo XIV di bagian dalam.
Cincin tersebut bukan sekadar lambang jabatan, tetapi mencerminkan “pernikahan spiritual” antara Paus sebagai Uskup Roma dengan seluruh Gereja.
Sumpah Setia dan Doa Penutup
Puncak pelantikan ditandai dengan pernyataan sumpah setia dari perwakilan umat dari berbagai benua.
Mereka datang membawa harapan baru—tentang dunia yang lebih damai, gereja yang lebih inklusif, dan pemimpin yang mendengar jeritan kaum kecil.
Baca Juga: Kisah Manis Gelandang Timnas Indonesia Thom Haye dan Riva yang Berawal dari Instagram
Pelantikan ditutup dengan doa Regina Caeli (Ratu Surga), sebelum Paus menyambut para tamu undangan di dalam Basilika.
Meskipun masa jabatannya secara administratif dimulai pada 8 Mei lalu, hari ini menjadi tonggak resmi dimulainya pelayanan pastoral Leo XIV.