ASPIRASIKU – Di balik kesederhanaan makam Paus Fransiskus di Basilika St. Mary Maggiore, tersimpan kisah mendalam tentang cinta, akar leluhur, dan kejutan terakhir dari pemimpin Gereja Katolik yang penuh kasih.
Makam tersebut dibuat dari batu tulis khas Liguria—wilayah asal kakek-neneknya di Italia—sebuah simbol kehangatan dan kerendahan hati yang diwariskan hingga akhir hayatnya.
Terletak di lorong samping Basilika, tepatnya antara Kapel Pauline dan Kapel Sforza, makam Paus Fransiskus dibangun secara sederhana.
Baca Juga: Deretan Kasus Keracunan Akibat MBG Sejak Pertama Kali Diluncurkan, Masih Tepatkah Program Ini?
Hanya ada satu tulisan: Franciscus, dan sebuah replika salib dada mendiang Paus.
Namun, di balik kesederhanaan itu, terdapat makna mendalam: batu marmer yang membentuk makam itu berasal dari Liguria, tanah kelahiran nenek moyangnya.
Kardinal Rolandas Makrickas, Imam Besar Basilika, mengungkapkan bahwa Paus sendiri yang meminta agar makamnya terbuat dari batu Liguria, tanah leluhurnya.
Ini adalah keinginan pribadi yang memperkuat koneksi emosional antara Paus Fransiskus dengan akar keluarganya.
Baca Juga: Fachri Albar Resmi Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Polisi Temukan Kokain hingga Alprazolam
Dari Cogorno ke Argentina: Perjalanan Leluhur Bergoglio
Cerita ini bermula dari sebuah kota kecil bernama Cogorno di wilayah Liguria.
Di sanalah terdapat sebuah plakat batu tulis yang memperingati Vincenzo Sivori, kakek buyut Paus, yang beremigrasi ke Argentina pada tahun 1800-an.
Dari tanah itulah, ia memulai perjalanan hidup baru yang kelak akan melahirkan pemimpin Gereja Katolik asal Buenos Aires: Jorge Mario Bergoglio, yang kini kita kenal sebagai Paus Fransiskus.