ASPIRASIKU - Pendidikan karakter anak merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi bangsa yang bermoral, berakhlak mulia, dan memiliki integritas tinggi.
Dalam sejarah pendidikan Indonesia, salah satu tokoh perempuan pelopor yang memiliki pandangan mendalam mengenai pendidikan karakter adalah Nyai Ahmad Dahlan.
Istri dari pendiri Muhammadiyah ini tidak hanya dikenal sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pejuang emansipasi dan reformasi sosial melalui pendekatan pendidikan.
Salah satu kontribusi pentingnya adalah konsep Catur Pusat Pendidikan, yaitu empat pusat yang menjadi landasan dalam membentuk karakter anak secara holistik.
Konsep Catur Pusat Pendidikan menurut Nyai Ahmad Dahlan meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan tempat ibadah sebagai empat lingkungan utama yang membentuk kepribadian anak.
Setiap pusat memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai karakter, baik secara langsung melalui pengajaran maupun tidak langsung melalui keteladanan dan kebiasaan sosial.
Pertama, keluarga merupakan unsur paling awal dan utama dalam pendidikan karakter. Bagi Nyai Ahmad Dahlan, keluarga adalah sekolah pertama bagi anak.
Di sinilah anak pertama kali belajar tentang nilai kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab, dan disiplin.
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya dilakukan dengan ucapan, tetapi lebih kuat melalui teladan orang tua.
Seorang ibu, menurut Nyai, memiliki peran sentral dalam mendidik karakter anak karena kedekatannya yang emosional dan spiritual.
Kedua, sekolah menjadi lembaga formal yang memperkuat nilai-nilai karakter yang telah ditanamkan di keluarga.
Dalam konteks ini, Nyai Ahmad Dahlan sangat menekankan pentingnya pendidikan yang terintegrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama serta moral.