ASPIRASIKU - Tragedi yang berkepanjangan di Gaza telah mengakibatkan kesengsaraan mendalam bagi anak-anak Palestina.
Dengan meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hamas, lebih dari 33.000 warga Palestina terbunuh, dan 75.000 lainnya terluka dalam pemboman terus-menerus oleh pasukan Israel.
Serangan mematikan ini terjadi setelah serangan besar-besaran yang dilancarkan Hamas terhadap Israel, yang menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel dan warga negara asing.
Baca Juga: Parasnya Berkilau Laksana Bintang Termasuk Majas Apa? Ini Pengertian dan Contoh Penjelasannya
Akibat pertempuran ini, semua sekolah di Gaza ditutup, memutus akses pendidikan bagi 625.000 siswa.
Tragisnya, lebih dari 6.700 siswa dan staf pendidikan terbunuh, dan 73% gedung sekolah rusak atau terkena dampak langsung.
Sekitar 60% dari gedung sekolah digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi, dengan 65% di antaranya mengalami kerusakan.
Mahmoud Abudraz, Manajer Pendidikan Inklusif Gaza, menyoroti bahwa perang kali ini sangat berbeda dalam hal durasi, intensitas, dan jumlah korban jiwa.
Dia mengatakan bahwa sebelumnya, inisiatif berbasis masyarakat selalu membantu mengisi kesenjangan dan mendukung proses pembelajaran, tetapi kali ini hal itu tidak memungkinkan.
Selain kehilangan akses pendidikan, diperkirakan 1 juta anak di Gaza membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial.
Sekitar 17.000 anak saat ini tidak didampingi atau dipisahkan, meningkatkan risiko kekerasan dan pelecehan.
Kehilangan rumah, sekolah, dan teman-teman telah membuat mereka kehilangan pilar fundamental stabilitas dan keamanan, sehingga hampir mengalami keruntuhan psikologis.