Yogyakarta, ASPIRASIKU – Di tengah tantangan dunia akademik dan realita konflik usaha, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mencetak sejarah.
Kali ini melalui sosok inspiratif, apt. Yuniariana Pertiwi, M.M., yang pada Selasa, 5 Agustus 2025, resmi menyandang gelar doktor ke-8 dari Program Studi Doktor Ilmu Farmasi (PSDIF) UAD.
Dengan IPK hampir sempurna, 3,99, dan masa studi hanya 2 tahun 5 bulan 5 hari, ia bukan hanya mencatat rekor akademik, tetapi juga melahirkan kontribusi ilmiah yang relevan bagi dunia usaha kecil.
Baca Juga: Viral Kericuhan di Liga Tarkam Tegal, Anggota TNI Terjatuh di Tengah Massa
Sidang Promosi Doktor yang berlangsung di Ruang 207, Lantai 2, Kampus III UAD itu bukan sekadar seremoni kelulusan.
Lebih dari itu, ia menjadi panggung bagi lahirnya Hope Mediation, sebuah pendekatan resolusi konflik yang ditawarkan Yuniariana melalui disertasinya berjudul “Mediasi dalam Manajemen Konflik pada Usaha Kecil Obat Tradisional di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Mengurai Konflik, Menyalakan Harapan
Dalam paparannya, Yuniariana membedah konflik yang kerap terjadi di organisasi kecil seperti Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT).
Baca Juga: Perseteruan Makin Panas, Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Siap Jalani Tes DNA di Bareskrim
Ia memetakan konflik menjadi tiga jenis: vertikal, horizontal, dan antarorganisasi, serta menemukan delapan faktor utama pemicunya.
Menariknya, ia tidak memandang konflik sebagai musuh, melainkan sebagai peluang untuk tumbuh.
Melalui pendekatan gabungan Facilitative Mediation dan Hope Mediation, ia menekankan pentingnya menggali harapan semua pihak yang terlibat sebagai cara mencegah konflik serupa di masa depan.
“Mediasi bukan sekadar menyelesaikan masalah, tapi menciptakan ruang dialog yang penuh harapan,” jelasnya saat sidang.
Baca Juga: BRI Perkuat Peran Strategis dalam Perluas Akses Kepemilikan Rumah untuk MBR di 2025