Baca Juga: Kisah dr. Elza Amelia Firdaus, Dokter Muda UIN Jakarta yang Mengabdi di Tanah Suci
Momen pengumuman SNBP menjadi kenangan tak terlupakan. Stanggy menunggu sang ibu pulang kerja sebelum membuka hasil seleksi.
Mereka salat berjamaah lalu bersama-sama membuka pengumuman. Ternyata, ia dinyatakan lolos.
“Ibu langsung menangis dan memeluk saya. Beliau bahkan berpuasa dan terus berdoa selama menunggu hari pengumuman,” kenangnya.
Stanggy mengaku terinspirasi menjadi dokter karena melihat langsung kesenjangan akses layanan kesehatan di sekitarnya.
Baca Juga: Justin Hubner Resmi Gabung Fortuna Sittard, Siap Unjuk Gigi di Eredivisie
Ia juga mengidolakan sosok dokter Sudanto, alumni UGM yang dikenal sebagai ‘Dokter 2000’ karena kerap melayani pasien dengan biaya sangat murah.
“Mudah-mudahan anakku bisa seperti beliau, jadi dokter yang bantu masyarakat kecil,” harap ibunya.
Kini, Stanggy bertekad memanfaatkan kesempatan kuliah di FK-KMK UGM untuk belajar sebaik mungkin dan kelak mengabdikan diri kepada masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
“Ayah selalu berpesan agar saya menjadi dokter yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Itu yang terus saya pegang,” pungkasnya.***