ASPIRASIKU - Di balik megahnya gedung-gedung Universitas Gadjah Mada (UGM), tersembunyi kisah-kisah inspiratif tentang perjuangan yang layak diabadikan.
Tak sekadar kampus ternama, UGM menjadi tempat bertemunya ribuan mimpi dari seluruh penjuru negeri.
Dari Aceh hingga Lombok, dari latar belakang sederhana hingga tekad membara, para mahasiswa datang bukan hanya membawa nilai rapor, tetapi juga semangat untuk mengubah hidup.
Di tengah keramaian mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), ada sosok muda bernama Muhammad Arifin Ilham.
Usianya baru 19 tahun, namun langkahnya penuh keyakinan. Ia datang dari tanah Aceh, daerah yang dulu porak-poranda dihantam tsunami 2004.
Kedua orang tuanya selamat dari bencana itu, namun kehidupan tak lantas mudah. Meski demikian, keluarga Arifin selalu memelihara satu hal: harapan.
Sejak duduk di bangku SMP, Arifin sudah mengenal nama besar UGM dari layar televisi. Cita-cita itu bukan sekadar mimpi anak kampung.
Ia berjuang, mengikuti olimpiade, belajar keras, dan meyakinkan orang tuanya bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari keterbatasan.
Ia tahu bahwa dengan kemampuan akademik, jalan menuju kampus impiannya bisa terbuka.
Meskipun awalnya sempat mendapat keraguan dari orang tua, Arifin tak menyerah. Ia menunjukkan bahwa di UGM tersedia berbagai jalur beasiswa, salah satunya adalah KIP-Kuliah.
Dengan tekun, ia mendaftar jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan diterima di Prodi Hubungan Internasional FISIPOL UGM.
Kini, selain aktif kuliah, Arifin juga mengukir prestasi di kancah internasional, bahkan pernah mengikuti simulasi sidang PBB (MUN) di Singapura.
