ASPIRASIKU — Berkuliah di luar negeri dengan beasiswa bergengsi seperti Australia Awards Scholarship (AAS) tentu menjadi impian banyak orang.
Namun, untuk mewujudkannya dibutuhkan lebih dari sekadar niat dan prestasi akademik.
Shintia Yunita Arini, S.KM., M.K.K.K., dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), membuktikan bahwa mimpi itu bisa diraih—asal tahu caranya.
Kini sedang menempuh studi doktoral di The University of Queensland, Australia, Shintia berbagi pengalaman dan tips praktis agar bisa lolos seleksi beasiswa AAS.
Mulai dari menulis esai, menyusun CV, hingga menghadapi wawancara, semua butuh strategi dan ketelitian.
1. Esai: Fokus, Spesifik, dan Berdasar Riset
Menurut Shintia, banyak pelamar beasiswa asal Indonesia cenderung menulis esai yang terlalu berputar-putar dan tidak langsung menjawab pertanyaan.
Padahal, esai adalah ruang untuk menunjukkan kesesuaian dan kesiapan pelamar dengan program yang dituju.
“Banyak yang ingin menunjukkan semua pencapaian di esai, padahal itu tempatnya di CV. Esai seharusnya fokus menjawab pertanyaan yang diajukan, to the point,” jelasnya.
Baca Juga: BRI Tegaskan Komitmen Keberlanjutan dengan Portofolio Pembiayaan Rp796 Triliun per Kuartal I 2025
Ia mencontohkan pertanyaan seputar alasan memilih universitas.
Pelamar sebaiknya melakukan riset mendalam untuk menyoroti keunikan kampus tujuan, bukan hanya menyebut keunggulan secara umum.
Shintia juga menekankan pentingnya peer review sebelum mengirimkan esai.