Dua siswa korban ledakan masih menjalani perawatan di rumah sakit—masing-masing di RS Yarsi dan RSCM. Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di SMAN 72 Jakarta sudah kembali normal.
Pendampingan bagi para korban dan keluarga tetap berlanjut, termasuk layanan trauma healing.
Baca Juga: Dinamika Internal Makin Memanas, Gus Ipul Dicopot dari Jabatan Sekjen PBNU
“Pendampingan dari pihak terkait masih ada, termasuk bagi keluarga-keluarga korban maupun korban,” kata Budi.
KPAI Pastikan Pendampingan Hukum untuk Pelaku
Karena pelaku masih berstatus anak, KPAI menegaskan bahwa seluruh proses hukum yang ditempuh harus berperspektif perlindungan anak.
Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah menjelaskan bahwa pendampingan hukum wajib diberikan.
“Prosesnya akan berspektif pada anak, tidak bisa disamakan dengan orang dewasa,” ujarnya.
KPAI juga memastikan kolaborasi dengan kepolisian dalam seluruh rangkaian pemeriksaan dan persidangan nanti.
Kronologi dan Temuan Ledakan di SMAN 72
Insiden ledakan terjadi pada 7 November 2025 saat siswa dan guru sedang melaksanakan salat Jumat. Total 96 orang menjadi korban: 67 luka ringan, 26 luka sedang, dan 3 luka berat.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan total 7 bom di area sekolah.
TKP 1: Dua bom meledak melalui aktivasi remote yang ditemukan di taman baca.
TKP 2: Dua bom sumbu bakar meledak tidak sempurna, dan dua bom pipa logam ditemukan masih aktif.