Jakarta, ASPIRASIKU – Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kini menjadi fokus penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain dugaan mark up anggaran, lembaga antirasuah ini juga menyoroti dugaan penyimpangan dalam pengadaan lahan untuk proyek tersebut.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan penyelidikan masih berlangsung dan pihaknya tengah mendalami informasi melalui pemanggilan sejumlah pihak terkait pengadaan lahan.
“Jadi, KPK mendalami bagaimana proses-proses pengadaan, salah satunya terkait dengan pengadaan lahannya, bagaimana pihak-pihak ini melakukan pengadaan lahan yang digunakan untuk jalur kereta cepat tersebut,” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025).
Baca Juga: Polres Tangerang Selatan Mulai Selidiki Dugaan Perundungan yang Tewaskan Siswa SMPN 19
Budi enggan merinci jumlah dan identitas pihak yang dipanggil.
“Sudah lumayan, sudah cukup banyak, dan ini masih terus dilakukan. Kami belum bisa menyampaikan pihak mana saja yang didalami, tapi tentu yang diduga mengetahui dan berkaitan pengadaan lahan jalur kereta cepat tersebut,” tambahnya.
Keterangan yang dikumpulkan KPK akan dianalisis bersama informasi lain untuk menelusuri dugaan peristiwa pidana.
Fokus penyelidikan saat ini masih pada pengadaan lahan, termasuk dugaan penjualan tanah negara yang kemudian dibeli kembali oleh pemerintah.
Baca Juga: Respons Cepat DPR RI, Dua Guru SMA 1 Luwu Utara Dapat Rehabilitasi
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, sebelumnya menjelaskan modus tersebut memungkinkan oknum tertentu memperoleh keuntungan dari transaksi tanah yang seharusnya milik negara.
“Ada barang milik negara yang dijual kembali kepada negara dalam pengadaan tanah ini, sehingga negara harus mengeluarkan anggaran untuk pembebasan lahan yang sebenarnya milik negara,” jelas Asep pada 11 November 2025.
KPK menegaskan penyelidikan akan terus berlanjut untuk memastikan proses pengadaan lahan Whoosh sesuai hukum dan mengungkap adanya potensi kerugian negara.***