Anthony Budiawan Duga Ada Pemufakatan Jahat di Balik Proyek Kereta Cepat Whoosh: Negara Rugi Rp75 Triliun

photo author
- Jumat, 31 Oktober 2025 | 07:00 WIB
Anthony Budiawan Desak KPK untuk segera bertindak menyelidiki segala dugaan miring tentang proyek Whoosh, sayangnya sejauh ini KPK hanya mengatakan kami juga tidak diam. (Foto : Tangkapan Layar YouTube Podcast Bambang Widjayanto)
Anthony Budiawan Desak KPK untuk segera bertindak menyelidiki segala dugaan miring tentang proyek Whoosh, sayangnya sejauh ini KPK hanya mengatakan kami juga tidak diam. (Foto : Tangkapan Layar YouTube Podcast Bambang Widjayanto)

ASPIRASIKU - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengungkap dugaan adanya pemufakatan jahat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Dugaan tersebut muncul setelah ia membandingkan perbedaan nilai dan skema pinjaman antara penawaran Jepang dan China dalam proyek tersebut.

Dalam siaran podcast Obrolan Waras yang diunggah di kanal YouTube Bambang Widjojanto pada Kamis, 30 Oktober 2025, Anthony menjelaskan bahwa penawaran Jepang dan China memiliki selisih besar dalam nilai proyek.

“Jepang menawarkan nilai proyek sebesar 6,2 miliar dolar AS, sementara China menawarkan 5,5 miliar dolar AS yang kemudian berkembang menjadi 6,07 miliar dolar AS, selisihnya sekitar 570 juta dolar AS,” ujar Anthony.

Baca Juga: Dompet Dhuafa Lampung Raih Penghargaan atas Kepedulian terhadap Pencegahan Stunting di Hari Jadi AIMI ke-10

Namun, nilai proyek dari China itu pun disebut mengalami pembengkakan (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dolar AS, sehingga total mencapai 7,27 miliar dolar AS.

Perbandingan Bunga Pinjaman Jepang dan China

Anthony membeberkan bahwa Jepang menawarkan bunga pinjaman hanya 0,1 persen per tahun, sedangkan China memberikan bunga 2 persen per tahun, atau 20 kali lipat lebih tinggi.

“Indonesia tidak punya dana cukup, jadi 75 persen dari nilai proyek harus pinjam. Nah, dari pinjaman 75 persen itu, bunga China 2 persen per tahun,” jelas Anthony.

Ia menambahkan, dengan adanya pembengkakan biaya sebesar 1,2 miliar dolar AS, beban bunga dari proyek tersebut dapat mencapai 3,4 persen per tahun, sehingga totalnya menjadi kemahalan sekitar 4,5 miliar dolar AS atau Rp75 triliun.

Baca Juga: Atap Asrama Putri Ponpes Situbondo Ambruk, 1 Santriwati Tewas dan 18 Luka-Luka

Dugaan Pemufakatan Jahat dan Mark Up Anggaran

Dari hasil hitungannya, Anthony menduga ada pemufakatan jahat dalam penentuan pemenang proyek Whoosh, sebab proyek dengan nilai lebih mahal tetap dipilih.

“Kenapa yang kemahalan ini tetap dipilih? Ini yang saya katakan, ada satu pemufakatan jahat di mana yang lebih mahal tetap dipilih dan ini merugikan negara totalnya Rp75 triliun,” tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X