41 Persen Perusahaan Dunia Bakal Lakukan PHK Massal Akibat AI hingga 2030

photo author
- Kamis, 21 Agustus 2025 | 11:25 WIB
Ilustrasi teknologi artificial intelligence (AI) yang kian marak diotomatisasi dalam dunia kerja global. (Freepik.com)
Ilustrasi teknologi artificial intelligence (AI) yang kian marak diotomatisasi dalam dunia kerja global. (Freepik.com)

ASPIRASIKU — Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin nyata dampaknya bagi dunia kerja global.

Laporan terbaru Future of Jobs Report 2025 yang dirilis Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) memperkirakan, sebanyak 41 persen perusahaan di seluruh dunia berpotensi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal hingga tahun 2030.

Laporan itu menyebut, semakin banyak pekerjaan yang bisa digantikan oleh AI, khususnya dengan hadirnya teknologi AI generatif yang mampu menghasilkan teks, gambar, hingga konten orisinal.

Fenomena ini mendorong perusahaan untuk menyusun strategi menghadapi disrupsi teknologi.

Baca Juga: Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Jadi Sorotan, Adies Kadir Klaim Anggota Dewan Masih Tekor, Masih Kurang dan Harus Nombok

Meski demikian, mayoritas perusahaan tidak hanya berencana memangkas tenaga kerja.

Sekitar 77 persen menyatakan akan fokus pada pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan karyawan agar mampu beradaptasi dengan ekosistem baru yang dipengaruhi AI.

Managing Director WEF, Saadia Zahidi, menuturkan bahwa perubahan pasar tenaga kerja tidak hanya dipicu AI, tetapi juga energi terbarukan.

“Perkembangan AI dan energi terbarukan tengah membentuk ulang pasar tenaga kerja, mendorong meningkatnya permintaan untuk banyak peran teknologi atau spesialis, sekaligus menurunkan kebutuhan untuk pekerjaan lain, seperti desainer grafis,” kata Zahidi dalam laporan yang dikutip Kamis (21/8/2025).

Baca Juga: Heboh! Udang Beku Indonesia Diduga Tercemar Radioaktif, Pemerintah Lakukan Investigasi

Beberapa jenis profesi yang diprediksi menyusut cepat antara lain petugas layanan pos, sekretaris eksekutif, staf penggajian, hingga desainer grafis.

Untuk pertama kalinya, profesi desainer grafis dan sekretaris hukum masuk dalam daftar sepuluh pekerjaan dengan laju penurunan tercepat.

Hal ini menjadi bukti kemampuan AI generatif yang kian mampu mengambil alih pekerjaan berbasis pengetahuan.

Di sisi lain, tren ini juga membuka peluang. Survei WEF menunjukkan hampir 70 persen perusahaan berencana merekrut pekerja dengan keterampilan khusus dalam pengembangan dan penerapan AI.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X