ASPIRASIKU - Di tengah gelombang pemecatan karyawan massal dan efisiensi anggaran yang berimbas pada pengurangan ribuan karyawan, muncul kabar mengejutkan tentang keputusan 1.967 CPNS yang memilih untuk mengundurkan diri.
Keputusan tersebut menambah panjang daftar tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam hal manajemen pegawai negeri.
Lantas, apa yang sebenarnya menjadi alasan di balik pengunduran diri para CPNS ini?
Pada Rapat Dengar Pendapat yang digelar pada 22 April 2025, Bahtra Banong, Wakil Ketua Komisi II Fraksi Gerindra, meminta penjelasan mengenai tingginya jumlah CPNS yang mengajukan pengunduran diri.
Baca Juga: ASN Pemprov DKI Jakarta Wajib Naik Transportasi Umum Setiap Rabu, Ini Aturannya
"Mohon dijelaskan ada apa ini, kok ramai-ramai banyak yang mengundurkan diri padahal sudah lulus. Di satu sisi, banyak yang berharap untuk lulus. Mohon dikomunikasikan ke publik sehingga publik tidak curiga kepada pemerintah," ungkap Bahtra.
Menanggapi hal tersebut, Zudan Arif Fakrulloh, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), memberikan klarifikasi bahwa pengunduran diri para CPNS tidak disebabkan oleh kecacatan sistem perekrutan.
Menurut Zudan, para CPNS yang mengundurkan diri merupakan mereka yang telah lulus namun terkena kebijakan optimalisasi.
Optimalisasi ini adalah kebijakan untuk mengisi formasi kosong dengan meloloskan peserta yang tidak lolos di formasi yang dipilih.
Dengan optimalisasi, sekitar 16.167 formasi berhasil terisi, namun setelahnya, sebanyak 1.967 orang memutuskan untuk mundur.
“Alhamdulillah, meskipun ada pengunduran diri, 88% masih memilih untuk tetap bekerja, dan hanya 12% yang mengundurkan diri,” kata Zudan.
Baca Juga: Gaji PNS Naik! Ini Rincian Gaji Pokok Terbaru Berdasarkan Golongan dan Masa Kerja
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga alasan utama di balik pengunduran diri tersebut: penempatan yang jauh dari domisili asal, tidak adanya izin dari keluarga, dan kondisi kesehatan orang tua yang membutuhkan perhatian lebih.
