Namun jika engkau menghendaki, maka aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.”
Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar”.
Lalu ia melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayanku kambuh, auratku terbuka, maka tolong doakanlah agar auratku tidak tersingkap.”
Maka Nabi pun mendoakannya.” HR. Bukhari dan Muslim.
Subhanallah, alangkah mulia kedudukan yang berhasil diraih wanita itu? Apakah gerangan amalan yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?
Tidak! Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam legam.
Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wasallam.
Namun, kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah, yang menghantarkan dia kepada kedudukan mulia.
Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya dan rasa malunya, seorang wanita yang buruk rupa di mata para manusia, pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
Baca Juga: Hati-hati Terjebak Pinjaman Online, Ternyata Hukum Dalam Islam Pinjol Itu?
Ya, karena rasa malu yang tertanam kuat di dalam hatinya! Malu dari apa?
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap saat penyakitku kambuh. Doakanlah agar Allah Menyembuhkanku.”
Kaum muslimin, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita.