ASPIRASIKU – Saat ini, umat Islam tengah memasuki bulan Rajab. Dalam kalender Islam, bulan Rajab merupakan bulan ke tujuh, di mana dikatakan bahwa dalam bulan ini banyak sekali diturunkan kemuliaan oleh Allah SWT.
Salah satu peristiwa istimewa saat bulan Rajab adalah ketika Nabi Muhammad SAW melakukan sebuah perjalanan Isra’ Miraj.
Perjalanan Isra’ Miraj adalah perjalanan yang ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW mulai dari Makkah hingga Masjid Al Aqsa di Yerussalem.
Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan sholat lima waktu.
Selain itu, pada saat bulan Rajab, Nabi Muhammad juga mendapat perintah untuk dinaikkan ke langit ketujuh.
Hal-hal inilah yang mendasari, mengapa bulan Rajab sangat diistimewakan setelah bulan Ramadhan, oleh umat muslim.
Untuk itu, masyarakat penganut agama Islam, disunnahkan untuk melakukan puasa di bulan Rajab.
Salah satu alasan lain mengapa umat muslim sampai diberi kesempatan untuk melakukan sunnah di bulan ini, adalah karena di bulan Rajab, seluruh pahala Insya Allah akan dilipat gandakan.
Persoalan ini tentunya bukan hanya dari mulut ke mulut, melainkan ada hadits yang mendasarinya.
Seperti hadits oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafâtîh al-Ghaib (juz 16, h. 54), hasil kutipan Aspirasiku melalui laman islam.nu.or.id pada Selasa, 24 Januari 2023.
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.”
Selain hadits di atas, ada pula hadits lain yang menjelaskan bahwa, pahala puasa di bulan Rajab untuk satu harinya setara dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun.