ASPIRASIKU — Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Teheran tidak memiliki rencana untuk memulai kembali pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) terkait kesepakatan nuklir.
Pernyataan ini disampaikan Araghchi dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran, sekaligus membantah klaim Presiden AS, Donald Trump, yang menyebut adanya rencana negosiasi antara kedua negara dalam waktu dekat.
“Saya ingin tegaskan bahwa tak ada kesepakatan, pengaturan, maupun percakapan yang dibuat untuk memulai kembali negosiasi,” tegas Araghchi, seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: 5 Soal UKPPG 2025 PCK dan Jawabannya
Araghchi menilai bahwa pernyataan dari pihak AS sarat akan kontradiksi.
Ia juga mengungkapkan kekecewaan terhadap sikap Washington dalam peristiwa sebelumnya yang berkaitan dengan serangan militer Israel terhadap Iran.
Menurutnya, saat Iran sedang melakukan pembicaraan dengan AS mengenai kesepakatan nuklir, Israel secara tiba-tiba meluncurkan serangan pada 13 Juni lalu.
Serangan itu kemudian dibalas oleh Iran dan memicu konflik bersenjata antara kedua negara yang berlangsung selama 12 hari.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Buka Lowongan Kerja, Terbuka untuk Lulusan D3
“Dalam negosiasi baru-baru ini, mereka mencoba memikat kami untuk menyerahkan hak-hak bangsa kami. Ketika beberapa peristiwa tertentu terjadi, mereka justru memberlakukan perang dan melepaskan rezim kriminal Zionis untuk melakukan serangan,” ujarnya.
Menlu Iran tersebut menyebut tindakan AS sebagai bentuk pengkhianatan terhadap proses diplomasi dan menyatakan bahwa pengalaman pahit tersebut akan memengaruhi keputusan Iran dalam menanggapi tawaran negosiasi di masa depan.
Meski demikian, Araghchi menekankan bahwa jalur diplomasi tetap terbuka dan dirinya masih menjalin komunikasi dengan sejumlah menteri luar negeri dari negara lain.
Baca Juga: Guru ASN dan Non ASN Kembali Senyum Lebar, Tunjangan Guru Juli 2025 Cair Langsung ke Rekening?
“Diplomasi terus berlanjut. Saya berhubungan dengan beberapa menteri luar negeri,” pungkasnya.***