ASPIRASIKU – Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York pada Selasa, 23 September 2025, diwarnai insiden teknis yang memicu tanda tanya publik.
Mikrofon mati berulang kali justru ketika sejumlah pemimpin dunia menyampaikan pernyataan terkait isu Palestina.
Gangguan pertama terjadi ketika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam tindakan Israel di Gaza dan menyerukan pengakuan negara Palestina.
Baca Juga: Tim Literasi Provinsi Lampung 2025–2030 Dilantik Jumat, Berikut Rangkaian Acaranya
Suaranya tiba-tiba hilang, membuat penerjemah sempat kebingungan sebelum kendala teknis tersebut diatasi.
Hal serupa menimpa Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Mikrofon mati saat dirinya menegaskan kesiapan Indonesia mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Gaza.
“Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian…,” ujar Prabowo sebelum suaranya terputus.
Baca Juga: Ousmane Dembele Raih Ballon d’Or 2025, Menjadi Simbol Kebangkitan PSG
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, juga mengalami insiden serupa.
Mikrofon mati sesaat setelah ia mengumumkan pengakuan resmi Kanada terhadap Palestina, yang sebelumnya disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi.
Insiden beruntun ini menimbulkan dugaan adanya sabotase, mengingat gangguan hanya terjadi saat pidato pro-Palestina tengah digemakan.
Namun, pihak PBB menegaskan hal tersebut murni masalah teknis.
Direktur Informasi Media Kemlu RI, Hartyo Harkomoyo, bahkan menyebut aturan sidang membatasi pidato maksimal lima menit, setelah itu mikrofon akan dimatikan secara otomatis.