Kuliner tradisional bisa memperkenalkan budaya satu daerah ke daerah lain.
Ketika seseorang dari Jawa menikmati papeda dari Papua atau mencicipi bubur manado dari Sulawesi, maka di situ terjadi pertukaran rasa sekaligus pemahaman budaya.
Baca Juga: Resep Ramuan Herbal ala dr Zaidul Akbar: Mengatasi Flu, Buang Lendir, dan Sehatkan Tubuh
Di tengah gempuran makanan instan dan kuliner luar negeri, makanan tradisional tetap punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
Banyak generasi muda yang kini kembali tertarik untuk belajar membuat makanan khas daerah mereka.
Tak sedikit pula restoran yang berani mengangkat sajian tradisional dengan tampilan modern tanpa menghilangkan rasa aslinya.
Hal ini menunjukkan bahwa kuliner Nusantara mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya.
Justru dengan mempertahankan rasa dan nilai di baliknya, makanan tradisional menjadi kekuatan untuk membangun rasa bangga terhadap budaya sendiri.
Makanan bukan hanya soal rasa dan kenyang. Di Indonesia, kuliner tradisional adalah bagian dari kehidupan, budaya, dan kepercayaan.
Di balik setiap sajian, ada makna yang dalam. Dari nilai spiritual, filosofi hidup, sampai semangat kebersamaan.
Melestarikan makanan tradisional berarti juga menjaga sejarah, budaya, dan nilai luhur bangsa.
Maka, menikmati kuliner Nusantara bukan sekadar memanjakan lidah, tapi juga mengenal lebih dalam siapa kita sebagai bangsa.***