Keamanan Pangan Program MBG Disorot Karena Terus Berulangnya Kasus Keracunan Massal, Pakar UGM: Too Much, Too Soon

photo author
- Senin, 19 Mei 2025 | 10:00 WIB
Menu Program Makan Bergizi Gratis (.instagram.com/badangizinasional.ri)
Menu Program Makan Bergizi Gratis (.instagram.com/badangizinasional.ri)

ASPIRASIKU – Kasus keracunan massal yang menimpa sejumlah siswa setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan publik.

Program yang digagas untuk meningkatkan status gizi siswa ini justru menimbulkan kekhawatiran terkait aspek keamanan pangan dalam pelaksanaannya.

“Kalau makanannya tidak aman, maka tidak boleh disajikan,” tegas Prof. Sri Raharjo, Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM sekaligus Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, saat dimintai pendapat pada Jumat (16/5).

Baca Juga: 400 Pelajar di Tasikmalaya Diduga Keracunan Makanan MBG, Ini Kata Pakar Kesehatan dan Presiden Prabowo

Ia menjelaskan bahwa keracunan makanan umumnya disebabkan oleh dua hal: food intoxication atau keracunan akibat racun yang dihasilkan oleh bakteri, dan food infection atau infeksi karena mengonsumsi bakteri patogen.

Keduanya dapat terjadi tanpa tanda-tanda yang kasatmata.

“Makanan bisa tampak dan terasa normal saat dikonsumsi, tetapi efeknya baru muncul beberapa jam atau bahkan keesokan harinya,” jelasnya.

Menurutnya, tantangan utama dalam program seperti MBG adalah skala produksi yang sangat besar.

Baca Juga: Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis Terjadi di Bogor, BGN Wajibkan Training Ulang Petugas SPPG Setiap 3 Bulan

Ketika ribuan paket makanan harus disiapkan, proses ini tidak lagi dapat ditangani dengan cara konvensional.

“Kalau 3.000 paket makanan harus disiapkan, itu bukan urusan dapur rumah tangga lagi. Harus ada fasilitas, alat, dan orang yang kompeten,” ujarnya.

Keracunan makanan dapat berasal dari kelalaian dalam pengelolaan makanan seperti penyimpanan bahan mentah yang tidak tepat, proses memasak yang tidak merata, serta peralatan yang kurang higienis.

Sebagai contoh, daging yang terlihat matang dari luar belum tentu telah mencapai suhu 75°C di bagian dalam—suhu minimal untuk membunuh bakteri patogen.

Baca Juga: Rentetan Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, Pakar Gizi Soroti Buruknya Penanganan Makanan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X