"Program ini menjadi bagian dari integrasi aktivitas pemberdayaan yang membentuk ekosistem konsolidasi mikro,” jelas Sunarso.
Dalam rangka penguatan ekosistem ekonomi desa, BRI juga menjalankan program Klasterkuhidupku yang mencakup pelatihan usaha dan bantuan sarana prasarana untuk kelompok usaha mikro.
Baca Juga: DUH! Garis Kemiskinan di Lampung Naik 2,13 Persen, Tingkat Kemiskinan Justru...
“Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk memaksimalkan potensi lokal mereka,” imbuh Sunarso.
Desa Ketapanrame: Bukti Nyata Keberhasilan Desa BRILiaN
Sebagai juara kedua Desa BRILiaN tahun 2021, Desa Ketapanrame menjadi contoh sukses implementasi program ini.
Berlokasi di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian 800–1.000 mdpl, desa ini memanfaatkan potensi sumber daya alam dan manusia secara optimal.
BUMDes Ketapanrame memiliki lima unit usaha, yaitu pengelolaan air minum, jasa pengelolaan sampah, pengelolaan kios dan stand, wisata desa, serta kemitraan dan AgenBRILink.
Desa ini juga aktif melakukan promosi online, menawarkan paket wisata, dan membuka peluang usaha baru melalui investasi warga dan kemitraan dengan pihak ketiga.
“Pemberdayaan Desa Ketapanrame menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kerja sama yang baik, desa dapat menjadi pusat kemajuan ekonomi lokal,” pungkas Sunarso.
Baca Juga: Mengenal Bos Bubun Cafe, Cafe Milik Melga Septrida Pemeran Bubun Preman Pensiun
Dengan keberhasilan Desa BRILiaN Ketapanrame, diharapkan program ini dapat direplikasi di desa-desa lain di Indonesia.
Komitmen BRI dan sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Menteri Muhaimin menekankan bahwa kolaborasi semua elemen kunci pertumbuhan ekonomi desa adalah langkah nyata menuju Indonesia yang lebih maju dan merata.***