RSUP Prof Ngoerah Pecat 3 Dokter Koas Terkait Kasus Perundungan Mahasiswa Unud, Kampus Bentuk Tim Investigasi

Sudana memastikan, bila terbukti melanggar etika atau melakukan perundungan, akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Kampus Bentuk Tim Investigasi

Menanggapi hal itu, pihak Universitas Udayana menyatakan telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) untuk menelusuri dugaan perundungan terhadap mendiang Timothy.

Baca Juga: 35 Kampus Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2026, CEK Daftarnya di Sini

Rapat bersama antara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dewan Mahasiswa, serta Fakultas Kedokteran digelar untuk menelusuri kebenaran percakapan yang beredar di media sosial.

Hasil rapat sementara menyebutkan, percakapan itu memang terjadi setelah kematian Timothy, namun tetap dinilai mencerminkan sikap nir empati terhadap sesama mahasiswa.

“Kami memastikan tindakan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai kode etik mahasiswa,” tulis pernyataan resmi kampus pada Minggu (19/10/2025).

Baca Juga: Anggaran Beasiswa Bojonegoro Tahun 2026 Naik Jadi Rp40,46 Miliar, Ini 5 Jenis Beasiswa Prestasi yang Dibiayai Pemkab Bojonegoro

Publik pun menilai bahwa dunia pendidikan semestinya menjadi ruang aman dan berempati, bukan tempat yang menumbuhkan kekerasan verbal maupun sosial.

Menguak Pola Serupa di Dunia Kedokteran

Kasus Timothy bukanlah yang pertama. Tahun 2024 lalu, publik juga digemparkan dengan kasus kematian Aulia Risma, mahasiswi dokter spesialis Universitas Diponegoro (Undip), yang ditemukan meninggal dunia di kosnya di Semarang.

Diduga, korban mengalami tekanan dan perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran. Peristiwa itu membuat Kementerian Kesehatan menghentikan sementara program studi Anestesi FK Undip di RSUP Dr Kariadi untuk investigasi.

Baca Juga: Bahasa Inggris Jadi Mata Pelajaran Wajib di SD Mulai Tahun Ajaran 2027/2028

“Sehubungan dengan dugaan perundungan di program studi tersebut, maka diminta untuk menghentikan sementara sampai investigasi tuntas,” tulis surat resmi Dirjen Pelayanan Kesehatan RSUP Kariadi, dr Azhar Jaya, tertanggal 14 Agustus 2024.

Meski pihak kampus membantah perundungan sebagai penyebab kematian, kasus itu menunjukkan kompleksitas tekanan dan relasi kuasa di dunia pendidikan kedokteran di Indonesia.