Yogyakarta, ASPIRASIKU — Di balik toga dan senyum penuh haru di Grha Sabha Pramana, tersimpan kisah inspiratif dari seorang perempuan muda asal Makassar yang baru saja menuntaskan studi doktoralnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada usia yang terbilang sangat muda—25 tahun 8 bulan.
Fikhri Astina Tasmara, atau akrab disapa Fikhri, menjadi salah satu wisudawan termuda Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM dengan raihan IPK 3.80.
Namun bagi Fikhri, gelar doktor bukanlah sekadar prestise, melainkan wujud kontribusinya untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan bukti bahwa perempuan bisa berdiri kokoh di dunia akademik yang kerap didominasi laki-laki.
Baca Juga: Ramai di Medsos, TPU Tanah Kusir Jadi Tempat Main Layangan: Minim Lahan Jadi Alasan?
“Ibu dan nenek saya selalu menanamkan bahwa perempuan harus mandiri. Itu jadi semacam bekal mental buat saya terus berkembang,” ujar Fikhri saat diwawancarai, Kamis (31/7).
Dibesarkan oleh Nilai-Nilai Pendidikan
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang menjunjung tinggi pentingnya pendidikan, Fikhri tumbuh dengan semangat belajar yang kuat.
Ibunya, neneknya, dan bahkan sosok kakak kandung menjadi sumber inspirasi yang membentuk mindset hidupnya: bergerak cepat untuk memperluas peluang, dan belajar tidak hanya untuk nilai, tetapi untuk makna.
Baca Juga: PPATK Ungkap Alasan Blokir Rekening Dormant, Deposit Judi Online Turun 70 Persen
Setelah menuntaskan pendidikan sarjana di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika—mata pelajaran favoritnya sejak SMP—Fikhri melanjutkan pendidikan doktoralnya ke UGM.
Ia memilih UGM karena reputasinya sebagai kampus riset yang aplikatif, serta atmosfer akademiknya yang mendukung eksplorasi keilmuan lebih dalam.
“UGM menawarkan lingkungan yang sangat mendukung untuk riset yang berdampak. Itu yang saya cari,” katanya.
Baca Juga: Viral! Nasabah Bentak Pegawai Bank karena Rekening Diblokir PPATK, Ini Salah Siapa?
Belajar dari Kakak, Mengenang Senyum Ayah