Hasilnya? Tim Galuh berhasil meraih Juara 2 atau Best Prize #2, mengalahkan berbagai tim dari universitas terkemuka lainnya.
“Pitching itu penting. Tanpa pitching yang kuat, ide sehebat apapun tidak akan hidup. Di situlah kita menunjukkan seberapa besar kita percaya pada solusi yang kita bawa,” jelas Galuh penuh semangat.
Namun bagi Galuh, pencapaian akademik bukanlah satu-satunya hal yang membuat program ini istimewa.
Baca Juga: Fairuz A Rafiq Akhirnya Mengizinkan Galih Ginanjar Bertemu King Faaz, Ternyata Ini Alasannya
Pengalaman bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai latar belakang memperkaya perspektifnya.
“Semua orang yang saya temui luar biasa. Tidak ada yang biasa saja. Mereka punya pencapaian, punya semangat. Itu membuat saya sadar, saya pun harus terus bertumbuh,” kenangnya.
Selain dunia akademik dan jejaring global, Galuh juga jatuh hati pada atmosfer Kota Adelaide.
Dikenal sebagai salah satu kota paling layak huni di dunia, Adelaide menawarkan ketenangan, keramahan, serta lingkungan kampus yang nyaman.
Baca Juga: Gubernur BI Soroti Maraknya Hijab Impor dari China, Dorong UMKM Pondok Pesantren Garap Bisnis Hijab
“Semuanya begitu damai, inspiratif, dan penuh penghargaan terhadap sesama. Saya merasa betul-betul seperti berada di rumah kedua,” ucapnya.
Kini, sepulang dari Australia, Galuh membawa pulang lebih dari sekadar sertifikat atau gelar prestasi.
Ia membawa semangat dan harapan baru. Bahwa mahasiswa Indonesia bisa bersaing, bersinar, dan memberi dampak.
“Ini adalah mimpi saya sejak kecil—belajar di luar negeri. Sekarang saya bisa mewujudkannya, dan lebih dari itu, saya pulang dengan pengalaman belajar dan hidup terbaik dalam hidup saya,” pungkas Galuh dengan mata berbinar.***
