ASPIRASIKU - Mobil listrik semakin diminati masyarakat seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya energi bersih dan pengurangan emisi karbon.
Di balik performanya yang ramah lingkungan, terdapat satu komponen vital yang perlu dipahami secara mendalam—yakni baterai.
Baterai menjadi sumber tenaga utama kendaraan listrik, sekaligus faktor penentu jarak tempuh, performa, hingga biaya perawatan jangka panjang.
Baca Juga: Bitcoin Tersaingi Emas sebagai Safe Haven, Oscar Darmawan: Cara Kerjanya Hampir Sama Persis!
Karena itu, memahami cara kerja dan siklus hidup baterai sangat penting bagi para pengguna mobil listrik.
Apa Itu Siklus Hidup Baterai?
Secara sederhana, siklus hidup baterai mengacu pada jumlah pengisian dan pengosongan penuh yang dapat dilakukan hingga kapasitas baterai mengalami penurunan signifikan.
Satu siklus dihitung dari kondisi baterai kosong hingga penuh—atau dua kali pengisian setengah kapasitas.
Umumnya, baterai mobil listrik mampu bertahan antara 1.000 hingga 2.000 kali siklus pengisian penuh.
Dalam penggunaan harian, ini setara dengan usia pakai antara 8 hingga 15 tahun, tergantung pada jenis kendaraan dan kebiasaan berkendara.
Baterai Li-ion, Si Primadona Kendaraan Listrik
Jenis baterai yang paling banyak digunakan pada mobil listrik saat ini adalah lithium-ion (Li-ion).
Baterai ini terkenal karena kepadatan energinya yang tinggi, kemampuan pengisian cepat, dan stabilitas performa.
