ASPIRASIKU - Kargo Technologies, perusahaan teknologi logistik terkemuka di Asia Tenggara, secara resmi memperkenalkan identitas visual terbarunya sekaligus meluncurkan program kemitraan logistik berbasis kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Inisiatif ini menandai langkah strategis perusahaan untuk menghadirkan armada EV terbesar di Asia Tenggara dan memperkuat komitmen menuju elektrifikasi penuh operasi logistik pada 2035.
Dalam rencana besar tersebut, Kargo menargetkan pengoperasian lebih dari 500 kendaraan listrik pada 2025 dan meningkat menjadi 2.500 unit pada 2026.
Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan membangun “Electrified Silk Road”, jaringan logistik berbasis kecerdasan buatan yang menghubungkan Asia Tenggara, Tiongkok, dan Timur Tengah melalui moda transportasi rendah emisi.
Baca Juga: Pedagang Thrifting Gedebage Minta Menkeu Beri Solusi Usai Larangan Impor: Nasib Kami di Ujung Tanduk
Dorong Rantai Pasok Hijau dan Digital
Peluncuran program EV ini merupakan respons atas meningkatnya kebutuhan layanan logistik yang bersih, efisien, dan terintegrasi secara digital.
Kebijakan pemerintah — seperti Permen ESDM No. 10/2025 dan Perpres No. 112/2022 — juga memperkuat urgensi transisi menuju energi ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada moda transportasi berbahan bakar fosil.
CEO sekaligus Founder Kargo Technologies, Tiger Fang, menegaskan bahwa kendaraan listrik akan menjadi fondasi transformasi logistik nasional.
“Kendaraan listrik memungkinkan kita melihat logistik bukan sekadar pemindahan barang, tetapi sebagai sistem terintegrasi yang dapat dianalisis, diukur, dan terus ditingkatkan,” ujarnya.
Baca Juga: BRI Raih Penghargaan Penggerak Sektor Keuangan di Anugerah Penggerak Nusantara 2025
Saat ini Kargo telah bekerja sama dengan pelanggan besar seperti SPX, Astro, Teleport, dan Modena untuk mengalihkan sebagian rute pengiriman ke armada listrik sebagai bagian dari roadmap elektrifikasi perusahaan menuju 2035.
Electrified Silk Road: Arah Baru Logistik Regional
Melalui elektrifikasi armada dan integrasi kecerdasan buatan pada sistem Kargo Nexus, perusahaan menargetkan terciptanya jaringan logistik yang lebih bersih, cepat, dan transparan — melampaui model logistik tradisional berbasis solar dan sistem offline.