Ketergantungan pada beberapa model saja, seperti Suzuki XL7 Hybrid (612 unit) dan Toyota Yaris Cross Hybrid (288 unit), menandakan kurangnya diversifikasi dan minat pada model-model lain.
Lebih mengejutkan lagi, Suzuki Ertiga Hybrid—yang biasanya masuk tiga besar—tidak mencatatkan penjualan sama sekali pada bulan tersebut.
Absennya Ertiga Hybrid memunculkan spekulasi soal kendala pasokan atau lemahnya strategi pemasaran dari pihak produsen.
Baca Juga: Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Belum Ada Konfirmasi Resmi dari Kedua Negara
Segmen Premium Masih Niche
Pada segmen mobil hybrid premium, Lexus LM350h memimpin dengan 187 unit, mengungguli Toyota Alphard Hybrid (89 unit) dan Toyota Vellfire Hybrid (32 unit).
Namun angka-angka ini masih terlalu kecil untuk mendongkrak kinerja total penjualan secara signifikan.
Beberapa model lain seperti Hyundai Santa Fe Hybrid (112 unit), Haval Jolion Hybrid (61 unit), Toyota Camry Hybrid (43 unit), hingga Honda Civic HEV (30 unit) belum mampu menjadi penyeimbang dominasi model-model utama.
Pemerintah dan Industri Didesak Evaluasi Strategi
Lesunya angka penjualan ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan pelaku industri otomotif untuk segera mengevaluasi strategi elektrifikasi di Indonesia.
Ketergantungan pada segelintir model, minimnya insentif yang menarik, serta terbatasnya infrastruktur pendukung menjadi hambatan serius menuju transisi energi bersih.
Jika tren negatif ini terus berlanjut, ambisi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara bisa terganjal lebih lama lagi.
Daftar 10 Mobil Hybrid Terlaris Mei 2025: