ASPIRASIKU - Upaya penanggulangan bencana banjir yang melanda tiga provinsi di Sumatera masih terus dilakukan oleh pemerintah bersama berbagai elemen relawan.
Sejak banjir dan tanah longsor terjadi pada akhir November lalu, bantuan kemanusiaan terus disalurkan kepada warga terdampak, sembari dilakukan penanganan awal di sejumlah wilayah.
Selain distribusi logistik, penanganan dampak banjir mulai dilakukan dengan mengeruk endapan lumpur serta memotong kayu-kayu besar yang terbawa arus dan menghambat akses warga.
Namun, pemulihan kondisi wilayah terdampak diperkirakan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Baca Juga: Lowongan Kerja Komnas Perempuan Dibuka Hingga 24 Desember 2025, CEK Kualifikasinya
Akademisi Sulfikar Amir menilai, pemerintah kemungkinan memerlukan waktu lama untuk memulihkan kondisi pascabanjir hingga kembali seperti semula.
Hal tersebut disampaikan Sulfikar dalam podcast yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan TV, Senin (15/12/2025).
Menurut Sulfikar, pascabencana merupakan tahap ketiga dalam siklus kebencanaan setelah fase prabencana dan fase dampak ketika bencana terjadi.
Tahap ini menjadi penentu arah penanganan dan respons atas dampak yang ditimbulkan.
Baca Juga: Magang Mandiri TVRI Kantor Pusat Batch 1 Dibuka, CEK Kriteria Hingga Persyaratan Dokumennya
“Pascabencana itu menentukan dari dampak yang terjadi dan bagaimana meresponnya ketika bencana itu terjadi,” ujar Sulfikar.
Ia menjelaskan, durasi masa pascabencana sangat bergantung pada jenis bencana yang terjadi.
Bencana hidrometeorologi seperti banjir, kata dia, cenderung memiliki masa pemulihan yang lebih lama dibandingkan jenis bencana lain seperti kebakaran.
Melihat kondisi banjir di Sumatera saat ini, Sulfikar menyampaikan kekhawatirannya bahwa masa pascabencana akan berlangsung cukup panjang, terutama karena curah hujan masih tinggi di sejumlah daerah.