ASPIRASIKU - Sudah dua pekan berlalu sejak banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Aceh pada akhir November 2025, namun puluhan warga masih dilaporkan hilang.
Upaya pencarian terus digenjot oleh berbagai pihak, termasuk tim khusus dari China yang didatangkan langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem.
Tim asal China tersebut—Blue Sky Rescue (BSR)—ditugaskan untuk membantu mendeteksi jenazah korban yang diduga tertimbun material lumpur dan longsoran.
Namun, menurut Mualem, proses pencarian belum berjalan optimal karena kondisi lapangan masih sangat berat.
Deteksi Jenazah Terhambat Tumpukan Kayu
Saat menjalankan tugasnya, tim berisi lima personel itu menghadapi kendala serius berupa tumpukan kayu sisa banjir yang menghalangi proses deteksi.
“Hasil kerja mereka belum maksimal, medannya masih digenangi kayu-kayuan,” ujar Mualem kepada awak media, Kamis (11/12/2025).
“Itu yang membuat mereka kewalahan untuk mendapatkan mayat,” tambahnya.
Setelah bertugas di Aceh Utara, tim BSR dijadwalkan berpindah lokasi pencarian ke Aceh Tamiang—salah satu kawasan terdampak paling parah.
Baca Juga: Program Motis Natal dan Tahun Baru 2025/2026 Diluncurkan, CEK Syarat dan 13 Lokasi Pendaftarannya
Alasan Mendatangkan Tim China
Kehadiran tim BSR sempat menjadi sorotan publik, mengingat pemerintah pusat sebelumnya menyatakan mampu menangani bencana Sumatera secara mandiri.
Namun, Mualem menegaskan bahwa keberadaan tim tersebut sangat penting untuk mendukung percepatan pencarian korban yang telah berhari-hari tertimbun.