Rasionalisasi ini diharapkan dapat menyederhanakan struktur korporasi negara, sekaligus meningkatkan profitabilitas dan transparansi di setiap lini bisnis.
3. Reformasi untuk Efisiensi dan Daya Saing
Prabowo menegaskan, reformasi yang dijalankan bukan hanya penyederhanaan jumlah, tetapi juga transformasi manajemen dan budaya kerja di BUMN.
Menurutnya, banyak BUMN yang selama ini belum memberikan hasil optimal karena lemahnya sistem tata kelola dan minimnya orientasi bisnis modern.
Baca Juga: Rp70 Triliun Menguap dari Program Makan Bergizi Gratis: 29 Persen Terserap, Sisanya ke Mana?
“Langkah ini untuk menciptakan BUMN yang lebih sehat, lincah, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Ia menambahkan, fokus pemerintah ke depan adalah memperkuat BUMN di sektor-sektor strategis yang memiliki dampak langsung terhadap ekonomi rakyat.
4. Pemimpin Politik Harus Pahami Ekonomi
Di akhir pidatonya, Prabowo juga menyinggung pentingnya literasi ekonomi bagi para pemimpin politik.
Baca Juga: Misteri Hilangnya Kapal Ambulans Laut Pemprov Sulsel di Selat Makassar, Pencarian Masih Berlanjut
“Kadang-kadang ada semacam keterputusan antara pelaku ekonomi dan pelaku politik. Banyak pemimpin politik mungkin takut dengan angka atau takut dengan bisnis,” katanya.
Presiden ke-8 RI itu mendorong generasi muda untuk memperdalam pemahaman ekonomi dan bisnis, agar kebijakan yang dibuat kelak lebih rasional dan berpihak pada kemajuan nasional.
Dengan arah baru reformasi BUMN ini, Prabowo menegaskan komitmennya untuk membawa BUMN menuju kelas dunia dan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.***