ASPIRASIKU — Presiden Prabowo Subianto mengumumkan arah baru dalam kebijakan pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menekankan reformasi besar-besaran untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.
Pernyataan itu disampaikan dalam pidatonya di Forbes Global CEO Conference yang digelar di Jakarta Selatan, Rabu (15/10).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyoroti perlunya perubahan sistemik di tubuh BUMN, mulai dari efisiensi kelembagaan, peningkatan profesionalisme manajemen, hingga keterbukaan terhadap talenta global.
1. WNA Kini Dapat Pimpin BUMN
Salah satu poin paling menonjol dari arah kebijakan baru ini adalah dibukanya peluang bagi warga negara asing (WNA) untuk memimpin perusahaan BUMN.
“Saya telah mengubah regulasi. Sekarang ekspatriat, non-Indonesia, bisa memimpin BUMN kita,” ujar Prabowo.
Langkah ini, menurutnya, bertujuan untuk membawa standar bisnis internasional ke dalam pengelolaan BUMN, serta memberi ruang bagi masuknya keahlian global dalam manajemen korporasi nasional.
“Saya sudah mengatakan kepada manajemen Danantara agar menjalankan BUMN dengan standar bisnis internasional. Anda bisa mencari otak terbaik, talenta terbaik,” tambahnya.
2. Pemangkasan Jumlah BUMN
Selain keterbukaan terhadap talenta asing, Prabowo juga menegaskan rencana untuk memangkas jumlah BUMN yang dinilai terlalu banyak dan tidak efisien.
“Saya sudah memberikan arahan kepada pimpinan Danantara untuk merasionalisasi semuanya, memangkas dari 1.000 BUMN menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200 atau 230, 240,” katanya.
Baca Juga: KPK Turun Tangan Awasi Program Makan Bergizi Gratis