ASPIRASIKU – Program Rumah BUMN binaan BRI kembali membuktikan efektivitasnya dalam mendorong pelaku UMKM untuk berkembang. Salah satu kisah sukses datang dari Enih, pemilik Erildya Cemilan Family.
Berbekal kemauan belajar dan keberanian mencoba, ia berhasil mengubah usaha rumahan menjadi produk yang kini terpajang di gerai modern.
Awalnya, Enih hanya memutar modal dari gaji suami dan berjualan di warung kopi sederhana di perbatasan Kota Tangerang.
Baca Juga: Fenomena Bendera One Piece Jadi Simbol Protes, CfDS UGM: Efektif, Sederhana, dan Resonan
Pandemi Covid-19 sempat memukul usahanya, hingga ia mencoba membuat keripik tradisional dari dapur rumah untuk keluarga.
Rasa gurih dan renyah camilan buatannya menarik minat pembeli, hingga pada 2021 ia memutuskan serius menekuni bisnis ini.
Kini, produknya seperti keripik tempe, seblak kering, dan kacang kriwil telah masuk ke toko oleh-oleh bandara, Sarinah Thamrin, Hypermart, dan segera hadir di Lawson.
Baca Juga: 11 Aksesoris Interior Mobil Terbaik untuk Kenyamanan, Keamanan, dan Kebersihan Kabin
Meski produksinya masih homemade, Enih mampu menghasilkan hingga 50 bungkus per hari, dibantu suami dan anaknya.
Perkembangan signifikan terjadi setelah Enih mengenal Rumah BUMN Jakarta melalui Instagram.
Ia mengikuti pelatihan yang membekalinya dengan keterampilan digital marketing, e-commerce, dan pembuatan konten. Penjualan online pun mulai berjalan, meski toko offline tetap menjadi andalan.
Baca Juga: Tren Shampoo Non-SLS Kian Diminati, Lebih Lembut untuk Kulit Kepala Sensitif
Di usia 49 tahun, Enih menargetkan peningkatan kapasitas produksi, pendirian PT perseorangan, serta ekspansi pasar nasional. Baginya, digitalisasi adalah kunci percepatan bisnis.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan bahwa hingga Juni 2025, BRI mengelola 54 Rumah BUMN dan telah mengadakan lebih dari 16 ribu pelatihan.