Selain nostalgia, Rocky juga menyampaikan kritik keras terhadap keputusan Presiden Prabowo yang menunjuk Muhammad Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) menggantikan Hasan Nasbi.
Baca Juga: PLN Klaim RUPTL 2025–2034 Paling Hijau, Publik Ragukan Realisasi Energi Bersih
Menurutnya, pengangkatan Qodari yang dikenal sebagai pengusul wacana tiga periode Jokowi mencederai semangat demokrasi.
“Qodari itu orang kedua lho, di Amerika kepala staf presiden orang kedua. Sekarang pertanyaannya, kenapa seorang yang anti-demokrasi, memanipulasi konstitusi dengan tiga periode berdasarkan survei semata-mata, diangkat jadi KSP,” sindir Rocky.
Persahabatan dan Demokrasi
Meski keras dalam kritik, Rocky tetap menunjukkan sisi personal yang hangat dalam persahabatannya dengan Mahfud.
Baca Juga: Mahfud MD Pastikan Bergabung di Komite Reformasi Polri, Istana: Alhamdulillah
Sikapnya mencerminkan konsistensi seorang intelektual yang tak segan mengoreksi arah kebijakan pemerintah ketika dianggap melenceng dari prinsip demokrasi.
Di tengah hiruk-pikuk politik nasional yang sering diwarnai kontroversi, kisah persahabatan Rocky dan Mahfud menghadirkan warna lain.
Perbedaan pandangan di ruang publik tidak selalu berakhir dengan permusuhan, justru di balik panggung, keduanya saling menghormati dan mengapresiasi.***