Baca Juga: Tutorial Lengkap Mengikuti SainsIn Try Out Gratis untuk UTBK SNBT 2025
Ia menambahkan bahwa kejadian ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan internal di lingkungan rumah sakit. Pengawasan yang seharusnya melekat dan berlapis tidak berjalan dengan baik, sehingga memberikan celah bagi pelaku untuk melakukan tindakan kriminal.
“Kejadian ini menunjukkan bahwa pengawasan tidak cukup kuat dan tidak berjalan sebagaimana mestinya,” imbuh Slamet.
IDI sebagai organisasi profesi kedokteran menyatakan sikap tegas atas peristiwa ini. Slamet menegaskan bahwa IDI mendukung sepenuhnya proses hukum terhadap pelaku dan siap bekerjasama jika diminta bantuan dalam penyelidikan.
“Kami merasa sangat terpukul dan marah. Kami mengecam perbuatan ini. Jika harus melalui jalur hukum, maka proses pidana harus dijalankan sampai tuntas,” katanya.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Login ASN Digital di asndigital.bkn.go.id
Menurut Slamet, tindakan tegas perlu diambil bukan hanya untuk memberi efek jera kepada pelaku, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dan menjaga martabat profesi kedokteran.
Kasus ini telah memicu perdebatan luas tentang perlunya pembenahan sistem pengawasan dan pelaksanaan SOP di lingkungan rumah sakit pendidikan.
Slamet menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan kedokteran serta pengawasan terhadap dokter residen.
IDI juga mengajak seluruh institusi pendidikan kedokteran dan rumah sakit agar memperkuat pengawasan serta menerapkan standar etika dan prosedur yang lebih ketat untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.
Baca Juga: Tutorial Lengkap! Cara Aktivasi MFA ASN Digital untuk Keamanan Akun
Dari tragedi ini, muncul seruan untuk reformasi menyeluruh dalam pengelolaan rumah sakit, terutama yang menjadi tempat pendidikan dokter spesialis.
Kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan harus dipulihkan melalui transparansi, akuntabilitas, dan komitmen terhadap keselamatan pasien dan keluarganya.***