ASPIRASIKU - Libur Lebaran dan Nyepi 2025 telah usai. Para pemudik kini berbondong-bondong kembali ke Jakarta dan sekitarnya, memadati jalan tol utama sejak 6 April 2025.
Pemerintah, yang telah belajar dari arus mudik sebelumnya, kembali mengandalkan skema one way nasional sebagai senjata utama untuk menghadapi kepadatan luar biasa saat arus balik.
Skema ini diberlakukan mulai dari Km 414 GT Kalikangkung, Semarang, hingga Km 70 GT Cikampek Utama, Jawa Barat, dengan potensi tambahan contraflow hingga Km 36.
Namun, meski sudah dijalankan berulang kali setiap musim Lebaran, pertanyaan besar terus menggema
Apakah skema one way benar-benar solusi jitu? Atau justru hanya sekadar pereda sesaat yang mengalihkan kemacetan ke titik lain?
Dengan waktu yang makin terbatas dan risiko keterlambatan tinggi, publik kini menanti bukti nyata dari kebijakan tahunan ini.
One Way Nasional Kembali Diterapkan di Arus Balik 2025
Puncak arus balik Lebaran 2025 diprediksi terjadi pada 6 dan 7 April.
Pemerintah kembali mengandalkan strategi one way nasional sebagai langkah utama untuk mengatur arus kendaraan dari arah timur menuju barat.
Skema satu arah ini diterapkan dari Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung hingga Km 70 Cikampek Utama, didampingi contraflow bila volume kendaraan meningkat.
Meski demikian, pola ini kerap memunculkan tantangan tersendiri di lapangan.
Efektif, Tapi Ada Catatan