Letak Hijaz atau Jazirah Arab yang berada di tengah itulah yang dijadikan patokan para mufasir dan sejarawan Islam untuk menafsirkan ‘teka-teki ketuhanan’ mengapa Muhammad lahir di daerah ini.
Menurut Quraish Shihab, jika pesan hendak disampaikan ke seluruh penjuru, maka si penyampai pesan mesti berdiri di tengah agar pesan mudah tersebar dan menghindari kekuatan yang dapat menghalangi tersebarnya pesan tersebut.
Baca Juga: Doa-doa Mustajab di Hari Jumat, Meminta Keberkahan dari Allah SWT
Timur Tengah adalah jalur penghubung Timur dan Barat, maka wajar jika kawasan tersebut menjadi tempat menyampaikan pesan Ilahi yang terakhir.
Quraish Shihab juga menerangkan, Makkah sebagai tempat kelahiran Nabi merupakan pusat Hijaz yang menjadi simpul pertemuan para pedagang dan seniman dari pelbagai penjuru.
Muhammad berasal dari Suku Quraisy yang berpengaruh di Makkah. Suku ini mempunyai dua keluarga besar yakni Hasyim dan Umayyah.
Baca Juga: 9 Tempat Terbaik Baik untuk Berdoa Bagi Umat Islam
Keluarga Hasyim (Bani Hasyim) terkenal gagah, berwibawa, simpatik, budiman, dan religius.
Sementara keluarga Umayyah adalah politikus yang pandai melakukan tipu daya, pekerja yang ambisius, dan tidak gagah.
Menurut Al-Aqqad, hal ini disepakati para sejarawan dan tidak dibantah oleh Umayyah bahkan setelah mereka berkuasa.
Baca Juga: dr Zaidul Akbar: Bahaya Racun Emosi Ditinjau dari Ilmu Kesehatan Islam
Masyarakat Muslim tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga bersyukur atas teladan, jalan hidup, dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi.
Bangsa Indonesia tidak hanya beragam atau majemuk dalam hal agama, suku, bahasa, seni, dan lain-lain, tetapi juga beragam dalam mengekspresikan tradisi amaliyah keagamaan seperti Maulid.
Misal di Sulawesi Selatan yang merayakan Maulid dengan cara yang unik.
Perayaan Maulid tersebut dinamakan Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Bahkan dirayakan lebih ramai dari hari raya Idul Fitri.***