ASPIRASIKU - Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, menjadi fenomena langka yang dinanti banyak umat Muslim.
Pasalnya, pertemuan antara dua hari besar dalam Islam — Idul Adha dan hari Jumat — diyakini membawa limpahan berkah, pengampunan, serta keutamaan yang berlipat ganda.
Momen ini tidak hanya menjadi ajang pengorbanan dan kepatuhan kepada Allah SWT, tetapi juga momentum spiritual untuk refleksi dan penguatan iman.
Baca Juga: Era Baru Administrasi Tenaga Kerja! SIPP Online BPJAMSOSTEK Bikin Lapor Data Tinggal Klik
Dalam sejarah Islam, ketika hari Jumat dan hari raya bertemu, para ulama menyebutnya sebagai “hari raya yang besar” atau “Eidul Akbar.”
Lantas, apa saja makna dan keistimewaan dari bertemunya dua hari mulia ini? Bagaimana umat Muslim sebaiknya menyambutnya agar tak kehilangan hikmah yang terkandung di dalamnya?
Artikel ini akan mengupas secara tuntas fenomena langka tersebut dan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkannya.
Baca Juga: Lelang KPK 11 Juni 2025, 80 Barang Rampasan Senilai Rp122 Miliar Dilepas, Siap Jadi Milik Anda
Tahun 2025 mencatatkan momen istimewa dalam kalender Islam: Hari Raya Idul Adha 1446 H jatuh tepat pada hari Jumat, 6 Juni 2025.
Kombinasi ini dianggap sebagai fenomena langka yang sarat dengan keistimewaan spiritual bagi umat Islam.
Dalam Islam, baik hari Jumat maupun Idul Adha adalah hari-hari agung yang penuh pahala dan juga makna mendalam.
Maka, saat keduanya bersatu dalam satu waktu, umat Muslim di seluruh dunia memiliki kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah, memperdalam keimanan, dan menjemput keberkahan berlimpah.
Dua Hari Besar dalam Satu Waktu
Hari Jumat disebut sebagai Sayyidul Ayyam (penghulu segala hari) karena berbagai keutamaannya dikabulkannya doa, ampunan dosa, dan banyaknya pahala untuk ibadah yang dilakukan.