ASPIRASIKU - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan kesiapan pemerintah untuk mengevakuasi hingga 1.000 warga Gaza ke Indonesia sebagai bentuk tanggap darurat kemanusiaan.
Namun, Prabowo menegaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara dan tidak dimaksudkan sebagai relokasi permanen.
Dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu dini hari (9/4), Prabowo menjelaskan bahwa pelaksanaan evakuasi hanya akan dilakukan apabila seluruh pihak terkait memberikan persetujuan.
“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara, sampai pulih sehat kembali... mereka harus kembali ke daerah asal,” ujar Prabowo.
Presiden menambahkan, evakuasi ini ditujukan untuk warga Gaza yang mengalami luka-luka, trauma, atau kehilangan keluarga, termasuk anak-anak yatim piatu.
“Kami siap evakuasi mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun boleh—Pemerintah Palestina dan pihak-pihak terkait di situ jika mereka ingin dievakuasi ke Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Dunia Musik Indonesia Berduka, Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun
Rencana evakuasi ini muncul di tengah meningkatnya permintaan dari komunitas internasional agar Indonesia mengambil peran lebih aktif dalam penyelesaian konflik di Palestina.
Menanggapi hal itu, Prabowo telah melakukan lawatan diplomatik ke lima negara di Timur Tengah, yaitu Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
“Saya lakukan ini karena banyak permintaan terhadap Indonesia untuk lebih aktif lagi berperan untuk mendukung pencarian solusi konflik di Gaza dan di Timur Tengah secara keseluruhan,” jelas Prabowo.
Selain evakuasi, pemerintah Indonesia juga berupaya mendorong dialog dan perdamaian di kawasan.
Presiden menyebut telah menerima berbagai bentuk komunikasi, termasuk kunjungan utusan dan sambungan telepon dari pihak-pihak yang menginginkan keterlibatan aktif Indonesia.