ASPIRASIKU – Cerita mengenai raja-raja Israel tentu bukan hal baru bagi kalian yang akrab dengan Alkitab.
Saul sebagai raja Israel pertama yang diurapi oleh Samuel sebagai hakim terakhir bangsa Israel paskah kematian raja Israel pertama banyak yang beranggapan bahwa Daud penggantinya.
Anggapan tersebut tak sepenuhnya benar, karena ada sosok lain yang menjadi raja Israel, menggantikan Saul yang tewas di medan pertempuran melawan orang Filistin.
Baca Juga: Rachquel Nesia Berzodiak Gemini, Ini Karakter Zodiak Pemain Marsha Sinetron Ikatan Cinta
Sehingga kebanyakan orang beranggapan bahwa Daud dipilih sebagai raja berikutnya.
Daud menjadi raja kedua menggantikan Saul, tidak sepenuhnya benar karena jika kalian membaca Alkitab secara teliti maka kalian akan menemukan sebuah fakta yang mencenangkan bahwa rupanya ada sosok yang lain yang berhasil mengisi posisi raja kedua Israel.
Sosok tersebut memang perlu diakui kurang populer dibicarakan, karena kepemimpinan dari Daud begitu menarik perhatian banyak orang, baik orang awam maupun yang belajar teologi dia selalu dikenal sebagai seorang raja yang hebat.
Namun rupanya tidak sepenuhnya benar, karena yang menulis sejarah atau kitab-kitab kebanyakan orang Israel Selatan sehingga sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang yang agak berpihak terhadap orang-orang Israel Selatan.
Menurut Emanuel Gerrit Singgih dalam bukunya yang berjudul Dua Konteks orang yang menulis sejarah tentu punya kepentingan pribadi, sehingga kita tidak dapat menempatkan cerita sejarah sebagai sebuah cerita yang objektif karena selalu ada sebuah kepentingan penulisnya.
Tak heran mengapa dalam cerita Alkitab banyak menonjolkan raja-raja Yehuda atau Israel Selatan sebagai sosok pahlawan bahkan sangat patuh terhadap perintah Allah, maka Daud sangat diagungkan beserta keturunannya.
Berbeda dengan Saul beserta keturunannya yang tidak terlalu mendapatkan tempat dalam cerita-cerita Alkitab, perlu diingat bahwa raja pertama Israel yakni Saul berasal dari suku Benyamin yaitu suku yang paling kecil di Israel.