Yusril menegaskan bahwa keputusan Indonesia mencalonkan diri sebagai anggota OECD murni atas pertimbangan strategis nasional, tanpa melibatkan Israel dalam prosesnya.
Dalam kesempatan yang sama, Yusril turut menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait kemungkinan pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel.
Menurutnya, hal tersebut hanya bisa dipertimbangkan jika Israel terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina.
“Israel harus terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina. Barulah Indonesia mempertimbangkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” tandas Yusril.
Sebelumnya, Ynet beberapa kali melaporkan dugaan adanya pendekatan diplomatik antara Indonesia dan Israel sejak 2024, termasuk perundingan rahasia yang disebut-sebut melibatkan perwakilan OECD. Namun, laporan tersebut kini ditepis langsung oleh pihak pemerintah Indonesia.***