ASPIRASIKU – Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober telah membangkitkan gerakan netizen di seluruh dunia, salah satunya Brigade Julid Fisabilillah.
Brigade Julid Fisabilillah belakangan ini melanjutkan tindakan yang lebih ‘heroik’ dengan meneror para tentara IDF lewat nomor telepon yang disebarkan di media sosial.
Tidak berhenti sampai disitu, Brigade Julid Fisabilillah yang dipimpin oleh Erlangga Greschinov sebagai panglima juga menargetkan para politikus Israel.
Bersamaan dengan gerakan Brigade hasil inisiatif netizen ini, kritik terhadap penjajah Israel meningkat di seluruh dunia.
Terbukti dari semakin banyak postingan dan artikel online yang anti-Israel dan anti-Zionis daripada yang mendukung penjajahan.
Mig AI, sebuah perusahaan yang bergerak dalam pemantauan dan analisis media dan jaringan sosial, menunjukkan bahwa postingan online lebih cenderung bersifat anti-Israel dibandingkan pro-Zionis.
Baca Juga: Kontroversi Gol PSM Makassar vs Kediri Membuat Pertandingan Dihentikan
Mig AI juga mengatakan bahwa data terkait unggahan tentang agresi Israel di Gaza sebagian besar bersifat anti-Israel.
Data yang mereka peroleh tersebut mencatat sebanyak 83% unggahan online menentang penjajah Israel.
Analisis tersebut diambil dari 1,9 juta unggahan terkait agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza, dan unggahan itu mendapatkan setidaknya 500 suka, bagikan, dan komentar.
Baca Juga: Diksar, Pecinta Alam Pastabel Sambut Belasan Anggota Baru
Sementara lebih dari 1,5 juta unggahan menentang penjajahan yang dilakukan Israel, dan merupakan mayoritas sebesar 83%.
Selain itu, sebanyak 371.000 artikel di situs berita internasional, hanya 8% yang mendukung penjajahan oleh Israel di Gaza, lapor sebuah penelitian.
Dalam laporan, terdapat 64% dari artikel yang bersifat “netral”, sementara artikel yang menentang agresi Israel berjumlah tiga kali lipat dari artikel yang mendukungnya, yakni 24%.