Keputusan Trump untuk tidak mendeportasi Harry justru dibarengi dengan sindiran tajam terhadap pasangan kerajaan itu. Hubungan antara Trump dan Meghan Markle memang sudah lama tegang.
Meghan pernah menyebut Trump sebagai sosok yang "memecah belah" dan "misoginis."
Sebaliknya, Trump menggambarkan Harry sebagai pria yang "lemah" dan "hanya menurut pada istrinya."
"Saya pikir Harry yang malang sedang ditipu," ujar Trump dalam wawancara yang sama.
Namun, berbeda dengan sikapnya terhadap Harry, Trump justru memuji Pangeran William, kakak Harry, sebagai "pemuda yang hebat."
Keduanya bahkan bertemu secara pribadi di Paris, Prancis, pada Desember 2024 saat pembukaan kembali Katedral Notre-Dame.
Baca Juga: Yuzuru Hanyu Sang Pangeran Es dari Jepang Cerai Setelah 105 Hari Pengumuman Pernikahannya
Akankah Pangeran Harry Aman di AS?
Meski Trump enggan mengambil tindakan, nasib visa Pangeran Harry masih belum jelas.
Heritage Foundation terus mendesak Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk membuka informasi terkait status imigrasi sang Duke of Sussex.
Sementara itu, publik menantikan apakah gugatan ini akan berdampak besar pada masa depan Harry di Amerika, atau jika ini hanyalah babak baru dari drama panjang antara Harry, Meghan, dan dunia politik AS.***