Baca Juga: Kenapa Hewan Kurban Harus Jantan? Ini Alasannya dari Sisi Syariat hingga Ilmu Peternakan
Itulah sebabnya edukasi tentang ergonomi sangat disarankan untuk diterapkan sejak dini, bahkan dalam kurikulum pendidikan jasmani.
Teknik mengangkat beban yang benar melibatkan menekuk lutut, menjaga punggung tetap netral, serta menggunakan kekuatan kaki dan pinggul untuk mengangkat, bukan menarik beban dengan pinggang.
Mata sebaiknya menatap ke depan, bukan ke bawah, agar leher tetap dalam satu garis lurus dengan tulang belakang. Teknik ini sederhana namun sangat efektif dalam mencegah cedera muskuloskeletal.
Dalam lingkungan kerja, khususnya di industri dan gudang, cedera akibat kesalahan postur menjadi salah satu penyebab utama kehilangan hari kerja.
Baca Juga: Menikah di Bali, Ini Cara Luna Maya dan Maxime Bouttier Atasi Perbedaan Love Language
Banyak perusahaan bahkan telah menerapkan pelatihan keselamatan kerja yang menekankan pentingnya postur yang baik saat mengangkat benda.
Selain itu, penggunaan alat bantu seperti sabuk angkat beban atau troli juga menjadi solusi tambahan yang memperkuat perlindungan terhadap punggung.
Dalam dunia olahraga, menjaga punggung tetap lurus saat angkat beban adalah aturan utama yang tidak boleh dilanggar.
Atlet angkat besi, misalnya, dilatih secara khusus untuk menjaga formasi tubuh agar tetap sempurna demi menghindari cedera fatal yang bisa mengakhiri karier mereka.
Bahkan dalam latihan kebugaran biasa seperti squat atau deadlift, pelatih akan selalu menekankan pentingnya postur punggung.
Tak hanya dari sisi fisik, posisi tubuh juga berdampak pada sistem saraf pusat. Tulang belakang merupakan jalur utama sistem saraf, sehingga tekanan yang tidak seimbang dapat mengganggu fungsi saraf.
Gangguan ini bisa berujung pada kesulitan koordinasi, hilangnya kekuatan otot, bahkan terganggunya organ dalam.
Menjaga punggung tetap lurus juga memiliki manfaat jangka panjang dalam menjaga postur tubuh secara umum.