Menurut Dr. John Higgins dari McGovern Medical School, dehidrasi ringan pun dapat berdampak pada mood dan konsentrasi.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! KIP Kuliah Mandiri 2025 Buka Pendaftaran, Ini Syaratnya!
Langkah selanjutnya yang terbukti sangat efektif untuk kesehatan mental adalah melakukan aktivitas fisik ringan seperti stretching atau jalan pagi.
Olahraga pagi meningkatkan produksi endorfin, hormon yang dikenal sebagai "penghilang stres alami".
Harvard Medical School dalam salah satu artikelnya menyebut bahwa olahraga teratur dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan, sekaligus memperbaiki kualitas tidur.
Selain fisik, kesehatan mental juga perlu dipupuk dari dalam melalui praktik kesadaran seperti meditasi atau journaling.
Baca Juga: Cair! Ini Jadwal Pencairan Gaji 13 PNS 2025, Cek Nominal Lengkap Tiap Golongan!
Menurut Jon Kabat-Zinn, pelopor Mindfulness-Based Stress Reduction, meditasi pagi selama 5–10 menit mampu membantu seseorang menghadapi tekanan dengan lebih tenang dan jernih.
Teknik ini membantu kita untuk hidup di saat ini, tidak terjebak dalam kekhawatiran masa depan atau penyesalan masa lalu.
Journaling atau menulis jurnal juga merupakan kebiasaan pagi yang banyak direkomendasikan oleh psikolog.
Menulis apa yang kita syukuri, tujuan harian, atau sekadar perasaan saat itu, dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati.
Baca Juga: Kerja Keras atau Kerja Cerdas? Ini Alasan Mental Health Harus Jadi Prioritas!
Dr. James Pennebaker, peneliti dari University of Texas, menemukan bahwa menulis ekspresif secara konsisten dapat memperkuat imunitas dan memperbaiki kondisi emosional seseorang.
Penting juga untuk memasukkan sarapan sehat ke dalam rutinitas pagi. Nutrisi yang cukup di pagi hari berdampak besar pada kestabilan emosi.
Makanan tinggi protein dan serat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang secara langsung memengaruhi mood.
