Jakarta, ASPIRASIKU — Nama Prof. Sumitro Djojohadikusumo kembali mencuat setelah konsep “Sumitronomics” yang pernah ia gagas dihidupkan kembali pada era pemerintahan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Konsep ini kini dijadikan arah baru pembangunan nasional dengan penekanan pada nasionalisme ekonomi, industrialisasi, dan perlindungan kepentingan domestik.
Tanggung jawab besar itu kini berada di tangan Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam rapat paripurna DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (23/9), Purbaya menegaskan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Angka ambisius itu diakuinya penuh tantangan, namun diyakini bisa dicapai lewat kebijakan fiskal berani yang ia sebut berlandaskan “Sumitronomics”.
Tiga Pilar Sumitronomics
Purbaya menyebut pembangunan ekonomi Indonesia harus ditopang tiga pilar utama: pertumbuhan tinggi, pemerataan pembangunan, serta stabilitas nasional yang dinamis.
Baca Juga: Tim Literasi Provinsi Lampung 2025–2030 Dilantik Jumat, Berikut Rangkaian Acaranya
“Untuk jadi negara maju, strategi pembangunan Indonesia berbasis pada Sumitronomics dengan tiga pilar utama tersebut,” tegasnya.
APBN diposisikan sebagai katalis untuk memperkuat sektor swasta, dengan fokus pada pertanian, manufaktur, industri padat karya, dan pariwisata.
Pemerintah juga memperkuat Danantara sebagai kendaraan investasi strategis agar Indonesia lebih kokoh dalam rantai pasok global.
Baca Juga: Istri Tewas Usai Dibakar Suami di Cakung, Berawal dari Pertengkaran Soal Mi Instan
Jalan ‘Koboi’ Purbaya